PENGERTIAN
Suatu peradangan apendiks yang mengenai
semua lapisan dinding organ tersebut (Price
Sylvia,1994 )
Merupakan inflamasi apendiks, suatu bagian
seperti kantung yang non fungsional dan terletak dibagian inferior sekum. ( Ester Monica, 2001 )
ETIOLOGI
Ester Monica, 2001
Penyebab
paling umum dari apendiksitis adalah obtruksi lumen oleh feses yang akhirnya
merusak suplai darah dan merobek mukosa yang menyebabkan inflamasi
Kapita Selekta Kedokteran
1. Hiperplasi dari folikel limfoid
2. Adanya fekolit dalam lumen apendik
3. Adanya benda asing seperti cacing
4. Striktur karena fibrosis akibat peradangan
sebelumnya
5. Sebab lain misalnya keganasan
PATOFISIOLOGI
Apendiks
belum diketahui fungsinya, merupakan tabung panjang sekitar 6-9 cm. Posisi
normal dibawah titik Mc Burney yaitu dengan menarik garis dari spina iliaka
superior kanan ke umbilical pada titik tengah garis merupakan tempat pangkal
apendiks.
Tanda patogenetik primer diduga adanya
obstruksi lumen, biasanya oleh fekolit. Penyumbatan pengeluaran sekret mukus
mengakibatkan pembengkakan, infeksi dan ulserasi. Peningkatan tekanan
intraluminal dapat menyebabkan oklusi end-arteri apendikularis. Bila keadaan
ini dibiarkan terus akan terjadi nekrosis,gangrene dan perforasi. Dalam penelitian
terakhir telah ditemukan bahwa ulserasi mukosa merupakan langkah awal dari
terjadinya Apendiksitis
PENGKAJIAN
1. Aktifitas : Gejala malaise
2. Sirkulasi : Tanda Takikardia
3. Eliminasi :
Gejala:
Konstipasi pada awitan awal
Diare ( kadang-kadang )
Tanda:
Distensi abdomen, nyeri tekan/nyeri lepas, kekakuan
Penurunan atau tidak ada bising
usus
4. Makanan / cairan: Gejala Anoreksia, mual/muntah
5. Nyeri / kenyamanan:
Gejala:
Nyeri pada titik Mc Burney, nyeri kuadran
bawah .
Jika terjadi rupture apendiks maka
nyeri lebih menyebar.
Tanda Rovsing : Palpasi kuadran
kanan bawah muncul nyeri
Kuadran kiri bawah
Tanda:
Perilaku berhati-hati berbaring dengan lutut ditekuk
6. Keamanan : Tanda demam
7. Pernapasan : Takipnea, pernapasan dangkal
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Ditegakkan berdasarkan pemeriksaan fisik
lengkap dan pemeriksaan laboratorium lengkap serta radiology
2. Lekosit > 10000/mm3 ,
netrofil > 75 %, USG menunjukkan densitas pada kuadran kanan atau tingkat
aliran setempat
PENATALAKSANAAN
1. Pembedahan.
2. Antibiotika
3. Cairan infuse
4. Analgetik
5. Pasang NGT bila terdapat ileus paralitik
DIAGNOSA KEPERWATAN
Pre Operasi
1. Resiko terhadap infeksi yang berhubungan
dengan ketidakadekuatan pertahanan primer (resiko terhadap ruptur, peritonitis
pembentukan abses ), sekunder akibat proses inflamasi. ( Ester Monica 2001 )
Intervensi keperawatan
Tujuan
: Setelah dilakukan perawatan infeksi yang berlanjut tidak terjadi.
Kriteria
hasil : Pasien bebas infeksi, suhu 36,5 O C-37,5O
2. Nyeri berhubungan dengan distensi jaringan
usus oleh inflamasi ditandai dengan:
Data subjektif: pasien mengeluh nyeri
Data objektif: Wajah mengkerut, otot
tegang. (Esther Monica, 2001)
Tujuan: setelah dilakukan perawatan rasa
nyeri pasien berkurang.
Kriteria hasil: Pasien melaporkan nyeri
pasien hilang dan tampak rileks, dibuktikan dengan pasien dapat tidur tenang.
Intervensi keperawatan:
·
Kaji
lokasi nyeri, lokasi, dan karakteristiknya
·
Pertahankan
istirahat dengan posisi semi fowler
·
Alihkan
rasa nyeri pasien
·
Berikan
analgesic sesuai resep
3. Ansietas berhubungan dengan ancaman
kematian/perubahan status kesehatan ditandai dengan: pasien terlihat tegang,
mengatakan perasaan mau pingsan, terlihat tegang. (Doenges, 2001)
Tujuan: setelah dilakukan perawatan, cemas
tidak terjadi.
Kriteria hasil: pasien mengatakan kesadaran
terhadap perasaan dan cara yang sehat untuk menghadapi masalah dan pasien
tampak rileks, memahami dan mendiskusikan rasa takut.
Intervensi keperawatan:
·
Evaluasi
dan catat ansietas, respon verbal dan non verbal, dorong ekspresi bebas emosi
·
Beri
informasi proses penyakit dan antisipasi tindakan
·
Jadwal
istirahat adekuat dan periode menghentikan tidur
·
Validasi
observasi pasien → tanyakan pada pasien
·
Libatkan
keluarga
POST OPERASI
1. Risiko tehadap infeksi b.d insisi bedah
2. Nyeri b.d adanya insisi bedah, ditandai
dengan:
§ Data Objektif: Wajah mengkerut, otot tegang
§ Data Subjektif: pasien mengeluh nyeri
3. Risiko terhadap kekurangan volume cairan
b.d muntah post operasi, status hipermetabolik (proses penyembuhan)
4. Kurang pengetahuan tentang kondisi,
prognosis dan kebutuhan pengobatan b.d kurang mengingat; salah interpretasi
informasi; tidak menganal sumber informasi;
ditandai: pasien bertanya ttg keadaan penyakitnya.
5. Resiko tinggi kurang pemenuhankebutuhan
nutrisi b.d mual, muntah.
(Doenges, 2001)




0 komentar:
Posting Komentar